TNI AL Sedang Kaji Kebutuhan Kapal Induk Untuk Kepentingan OMSP
07 Februari 2025
Kapal Induk Italia ITS Giuseppe Garibaldi setelah pensiun ditawarkan ke Indonesia (photo: Marina Difesa)Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL sedang mengkaji kebutuhan kapal induk.
"Kelihatannya kami memerlukan kapal induk untuk kepentingan OMSP (operasi militer selain perang), terutama ya," kata Ali dalam konferensi pers sebelum menghadiri Rapat Pimpinan TNI AL di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa TNI AL telah mengusulkan sejumlah pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Yang akan diadakan dalam beberapa tahun ke depan, mungkin sudah mengikuti, kemarin di Italia kami mendapatkan dua PPA (kapal patroli lepas pantai/OPV), dua frigate ya. Walaupun itu OPV, tetapi itu kelasnya frigate," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa saat ini telah dibangun dua Frigate Merah Putih untuk menambah kekuatan TNI AL.
"Kemudian, dua light frigate dari Lampung sudah kami luncurkan. Kemudian, ada beberapa KCR (kapal cepat rudal) dari Turki," jelasnya.
Adapun TNI AL akan menerima hibah dua kapal patroli dari Jepang. Sebelumnya, Komisi I DPR RI telah menyetujui permohonan Kemhan dan TNI terkait hibah tersebut melalui Rapat Kerja di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2). (Antara)
Juan Carlos class Landing Helicopter Dock (LHD) (photo: Aus MoD)
Kementerian Pertahanan Masih Mengkaji Pengadaan Kapal Induk Tipe LHD
Dikonfirmasi tentang hal ini, Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan Frega Wenas mengatakan, rencana pembelian kapal induk ini dilatarbelakangi konstelasi geografis Indonesia yang berbentuk negara kepulauan yang sering ada bencana alam. Kapal induk menjadi sarana yang memudahkan untuk memberikan bantuan secara lebih cepat.
Ia menggarisbawahi, yang dimaksud dengan kapal induk bukanlah kapal induk berdimensi panjang yang memiliki runway untuk menerbangkan pesawat tempur. Indonesia juga tidak merencanakan kapal induk ini untuk proyeksi kekuatan ke luar wilayah Indonesia.
Akan tetapi, kapal induk ini lebih pada kapal induk yang memungkinkan untuk short take off and vertical landing (STOVL), seperti helikopter untuk mengangkut logistik ketika ada bencana. "Semua masih dalam kajian. Salah satu opsinya memang LHD, Landing Helicopter Dock," kata Frega.
See full article Kompas via Keris
from DEFENSE STUDIES https://ift.tt/HEFlLG4
via IFTTT
Post a Comment