Pengamat : Pengadaan Kapal Frigate Dinilai Tak Disiapkan Spesifik Hadapi Ancaman di Natuna
20 September 2021
from DEFENSE STUDIES https://bit.ly/3lycUoM
via IFTTT
Sampai saat ini belum ada desain Arrowhead 140 untuk Indonesia yang dipublikasikan, karena di tangan Babcock desain fregat Iver Huitfeldt ini menjadi modular dan menganut flexibility dalam pilihan persenjataan dan sensor termasuk pilihan pada mast-nya (photos : NavalNews)
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjawab ancaman kapal perang China di Laut Natuna dengan membawa pulang teknologi kapal perang canggih jenis Frigate tipe Arrowhead 140. Pengadaan kapal jenis Frigate dinilai tak spesifik untuk menghadapi ancaman di perairan Natuna.
Pakar militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai apa yang disampaikan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad berlebihan dalam mengglorifikasi kesepakatan antara Indonesia dan Inggris. Fahmi menilai pengerjaan kapal jenis Frigate asal Inggris membutuhkan waktu bertahun-tahun.
"Padahal yang disepakati itu adalah mengenai lisensi desain kapal perang jenis Frigate ringan serbaguna tipe Arrowhead 140. Nantinya PT PAL akan membangun dua unit kapal dengan masa pengerjaan sekitar 6 tahun. Jadi jika pengerjaan dilakukan mulai 2021, maka kira-kira akan tuntas pada sekitar tahun 2027 atau 2028," kata Fahmi kepada wartawan, Sabtu (18/9/2021).
"Secara umum, pengadaan frigate serbaguna (General Purpose Frigate/GPF) ini menurut saya selaras dengan upaya pencapaian kebutuhan kekuatan pokok minimum (MEF) TNI dan skenario ancaman, termasuk yang menyangkut Perairan Natuna," sambungnya.
Fahmi menjelaskan bahwa saat ini TNI memang memiliki tujuh kapal frigate aktif. Namun lima di antaranya yang termasuk dalam kelas Ahmad Yani akan dipensiunkan secara bertahap.
"Dua frigate lainnya adalah kapal kelas Sigma yang merupakan proyek kerja sama PT PAL dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Jumlah ini masih di bawah target MEF yang mestinya dicapai pada 2024 yaitu 16 kapal jenis frigate," ucapnya.
Fahmi menilai jika kelas Ahmad Yani tidak buru-buru dipensiunkan sekalipun, dengan rencana penambahan 2 unit GPF, termasuk juga jika terwujud, rencana pengadaan 6 FREMM dan 2 kelas Maestrale yang dikabarkan sebelumnya, maka tetap jumlah frigate TNI AL akan masih berada di bawah target MEF yang ingin dicapai.
Apalagi, kata Fahmi, pemensiunan itu jelas tak terhindarkan mengingat usia kapal yang sudah tua yakni dibangun 1963-1967 dan sudah menjalani retrofit pada 2007.
"Apakah dapat mengimbangi ancaman kapal perang China di Natuna? Pengadaan kapal jenis frigate ini tidak disiapkan secara spesifik untuk menghadapi ancaman itu. Kapal-kapal ini nantinya akan memperkuat armada TNI AL untuk mengamankan tiga alur laut dan menjaga perbatasan," sebutnya.
Meski demikian, Fahmi menilai transfer teknologi untuk membangun kapal perang jenis Frigate adalah upaya pemerintah untuk memperkuat sistem pertahanan. Selain memperkuat sistem pertahanan, transfer teknologi juga memperkuat industri pertahanan dalam negeri.
"Menurut saya, yang lebih penting untuk digarisbawahi adalah bahwa kesepakatan yang diumumkan itu telah memperkuat klaim dan menunjukkan konsistensi pemerintah bahwa belanja impor alutsista tidak saja merupakan sebuah upaya membangun kapabilitas pertahanan negara yang memiliki efek deteren atau daya tangkal, modern dan profesional, namun juga memperhatikan aspek transfer dan adopsi teknologi, kemandirian industri pertahanan dan itikad mengubah skema belanja menjadi investasi pertahanan. Selain soal skenario ancaman, interoperability, kemudahan pemeliharaan, perawatan dan perbaikan serta kepentingan strategis lainnya," imbuhnya.
Prabowo Subianto sebelumnya menjawab ancaman kapal perang China di Laut Natuna dengan membawa pulang teknologi kapal perang canggih jenis Frigate tipe Arrowhead 140. Ini merupakan kerja sama pemerintah Indonesia dengan Inggris.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Dia menyebut kapal ini merupakan yang tercanggih dari kapal perang yang ada.
"Frigate tipe Arrowhead 140 bikinan Inggris yang teknologinya dibawa pulang Prabowo adalah kapal perang ringan tercanggih yang ada sekarang," kata Dasco dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/9).
Dasco mengatakan kerja sama ini akan menciptakan ratusan kapal Frigate. Dia yakin, adanya kapal itu akan membuat China takut berkeliaran di Indonesia.
"Kesepakatan Prabowo dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris memberikan alih teknologi kepada PT PAL, produsen kapal laut Indonesia, untuk bisa memproduksi ratusan, bahkan ribuan Frigate canggih ini," ujarnya.
"Yakinlah angkatan laut China akan gemetar melihat Frigate tipe Arrowhead 140 berpatroli di lautan Indonesia, dan akan berpikir dua kali untuk wira-wiri di lautan Natuna lagi," lanjut Dasco.
(Detik)
from DEFENSE STUDIES https://bit.ly/3lycUoM
via IFTTT
Post a Comment