Rincian Proposal Offset F-16 Lockheed Martin ke Thailand Terkuak

27 September 2024

RTAF saat ini mengoperasikan tiga skuadron F-16A Fighting Falcons. Setidaknya 12 dari 49 F-16 yang aktif akan pensiun dalam beberapa tahun ke depan (photo: RTAF)

Lockheed Martin telah mengusulkan upgrade teknologi dan investasi industri langsung sebagai bagian dari offset dalam penjualan pesawat tempur F-16V Block 70/72 yang diusulkannya kepada Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF), menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut.

RTAF berupaya untuk mendapatkan empat pesawat tempur awal untuk menggantikan sebagian F-16A/B Block 15 Fighting Falcons yang sudah tua yang beroperasi dengan Skuadron 102 di pangkalan udara Korat. Pesawat baru tersebut akan diakuisisi dari tahun 2025 hingga 2034.

Untuk mendukung tawaran F-16V kepada RTAF, Lockheed Martin telah mengusulkan untuk memasang sistem data link aman Link 16 dan sistem identifikasi kawan-atau-lawan (IFF) Mode 5, sistem identifikasi berbasis radar, pada pesawat F-16A/B yang akan tetap beroperasi.

Menurut sumber tersebut, ini akan membuat F-16A/B kompatibel dengan pesawat F-16V Block 70/72 yang baru. Menggabungkan sistem IFF Link 16 dan Mode 5 bersama-sama "menciptakan solusi interoperabilitas yang akan memungkinkan kedua armada [F-16] untuk saling berkomunikasi," tambah sumber tersebut.

Lockheed Martin mengajukan proposal offset terbarunya kepada Thailand pada akhir Agustus. Perusahaan tersebut telah menilai proposal offsetnya sebesar USD1,7 miliar, menurut sumber tersebut.

Upgrade ini juga diharapkan dapat meningkatkan interoperabilitas F-16A/B warisan RTAF dalam penempatan dengan pesawat dari angkatan udara regional lain yang juga dilengkapi dengan sistem Link 16, kata sumber tersebut.

Elemen lain dari paket offset yang diusulkan termasuk tawaran untuk meningkatkan keterampilan melalui kemitraan universitas dan untuk berinvestasi dalam industri penerbangan Thailand, kata sumber tersebut. 

(Janes)



from DEFENSE STUDIES https://ift.tt/zAF7sjP
via IFTTT