Bakal Perkuat TNI AU untuk Jaga Langit Indonesia, Ini Kehebatan Jet Tempur Chengdu J-10 dari China

21 Oktober 2025

Pesawat tempur J-10 Vigorous Dragon (NATO: Firebird) (photo: DefenceBD)

SURYA.co.id - Inilah spesifikasi dan kehebatan jet tempur Chengdu J-10 andalan China yang bakal memperkuat TNI AU untuk jaga langit Indonesia.

Indonesia dikabarkan akan segera memperkuat armada udaranya dengan jet tempur multiperan Chengdu J-10 buatan China.

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Pesawat tempur yang dijuluki Vigorous Dragon atau Sang Naga Ganas ini dikenal sebagai salah satu kekuatan utama Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA Air Force).

Dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group, J-10 telah digunakan dalam berbagai operasi militer strategis, termasuk saat ketegangan antara India dan Pakistan beberapa waktu lalu.

Mesin J-10B ditenagai oleh Saturn AL-31FN seri-3 buatan Rusia atau Shenyang WS-10A "Taihang" buatan China. Mesin AL-31 adalah yang dipakai untuk Sukhoi Su-27/30 Flanker (photo: Vitaly Kuzmin)

Dalam bentrokan tersebut, J-10 milik Pakistan dikabarkan berhasil menumbangkan jet Rafale buatan Prancis yang dioperasikan oleh India.

Pencapaian itu kian menegaskan reputasi J-10 sebagai salah satu jet tempur paling tangguh di Asia.

Desain Aerodinamis dan Teknologi Modern
Secara visual, J-10 tampil dengan desain sayap delta tanpa ekor, ditambah sirip vertikal yang menukik ke belakang untuk meningkatkan stabilitas terbang.

Dua sirip kecil di bagian bawah ekor pesawat berfungsi menjaga keseimbangan saat melakukan manuver ekstrem.

Desain ini sekilas mirip dengan IAI Lavi buatan Israel, yang banyak mengadopsi teknologi dari F-16 milik Amerika Serikat.

Persenjataan J-10CE yang dipamerkan pada gelaran Changchun Air Show (photo: cgtn)

Kemampuan Persenjataan Lengkap
Jet ini dibekali 11 titik gantung eksternal yang dapat membawa berbagai jenis persenjataan canggih.

Di antaranya rudal udara-ke-udara PL-8, PL-11, PL-12, serta varian Rusia seperti R-73 (AA-11 Archer) dan R-77 (AA-12 Adder).
-PL-8 merupakan rudal berpemandu inframerah hasil lisensi dari Python-3 Israel.
-PL-11 adalah adaptasi dari rudal Aspide Italia.
-PL-12 dikembangkan bersama Rusia dan mampu melesat hingga Mach 4 dengan jangkauan 80 km.

Selain itu, J-10 dapat membawa bom berpemandu laser, rudal anti-kapal YJ-8K/C-801K, rudal serangan darat C-802, serta rudal anti-radiasi YJ-9.

Di sisi kiri depan fuselage, terdapat meriam internal kaliber 23 mm untuk pertempuran jarak dekat.

Kokpit J-10B/C (photo: China Military Aviation)

Sistem Navigasi dan Sensor Canggih
Untuk akurasi serangan, J-10 dilengkapi sistem FLIR (Forward-Looking Infrared) dan laser target designator pod.

Radar yang digunakan pun bervariasi, seperti Type 1473 lokal, JL-10A Phazotron Zhuk-10PD (Rusia), Elta EL/M-2023 (Israel), hingga Grifo 2000 (Italia).

Kokpit Berteknologi Tinggi
Terdapat dua varian utama, yaitu J-10A (satu kursi) dan J-10S (dua kursi). Versi dua kursi biasanya dipakai untuk pelatihan dan peperangan elektronik.

Kokpitnya dilengkapi sistem fly-by-wire, kursi lontar zero-zero, serta HOTAS (Hands On Throttle And Stick) yang memungkinkan pilot mengontrol pesawat dengan efisien.

Peralatan tambahan meliputi helmet-mounted sight, head-up display dengan pandangan luas, dan tiga layar multifungsi (satu berwarna dan dua monokrom).

J-10 cutaway dari depan (image: fyjs)

Performa dan Mesin
Varian awal J-10 menggunakan mesin AL-31FN buatan Rusia, juga dipakai pada Su-27 dan Su-30.

Mesin tersebut menghasilkan daya dorong 79 kN tanpa afterburner dan 123 kN dengan afterburner.

Pada versi lanjutan, AL-31FN M1, daya dorong meningkat hingga 132,5 kN dengan kendali digital dan nozzle vektor.

Dengan kapasitas bahan bakar internal 4.950 liter, jet ini juga mendukung pengisian bahan bakar di udara untuk memperluas jangkauan tempur.

J-10 dapat melesat hingga 2.327 km/jam, terbang di ketinggian 18.000 meter, dan memiliki jangkauan maksimum 1.850 km.

Bobot kosongnya sekitar 9,7 ton, dengan berat maksimum lepas landas mencapai 19,2 ton.

Untuk pendaratan, digunakan roda tricycle dan parasut pengerem agar dapat berhenti dalam jarak pendek.

J-10 cutaway dari belakang (image: fyjs)

Kehadiran J-10 di Indonesia nantinya diyakini akan memperkuat sistem pertahanan udara nasional, sekaligus menandai peningkatan kerja sama strategis antara Jakarta dan Beijing dalam bidang militer dan teknologi pertahanan.

Kehadiran jet tempur Chengdu J-10 menjadi babak baru dalam modernisasi militer Indonesia.

Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah memperkuat pertahanan udara di tengah dinamika geopolitik Asia. Selain peningkatan kemampuan tempur, transfer teknologi dari China juga berpotensi memperkaya industri dirgantara dalam negeri.

Dari sisi strategis, kolaborasi ini bisa memperluas diplomasi pertahanan Indonesia di kawasan Indo-Pasifik.

Namun, ketergantungan pada teknologi luar tetap perlu diimbangi dengan riset dan inovasi nasional. Dengan kombinasi itu, Indonesia tak hanya menjadi pengguna, tapi juga produsen pertahanan yang disegani.



from DEFENSE STUDIES https://ift.tt/1vx96jy
via IFTTT