TNI AL Rencanakan Konfigurasi Tempur Penuh untuk Kapal PPA Barunya
20 Juni 2025
KRI Brawijaya 320 (photo: Giorgio Arra)Kapal Tempur Serbaguna/Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) pertama Indonesia dari Italia akan tiba di rumah baru mereka pada bulan September 2025 ini. Meskipun kapal akan dikirim tanpa rudalnya, kapal tersebut siap untuk pemasangan persenjataan lengkap yang dapat dilakukan di dalam negeri.
Pembuat kapal Italia Fincantieri telah mengonfirmasi kepada Naval News selama Indo Defence di Jakarta bahwa PPA pertama dari dua PPA buatan Italia yang dibeli oleh Indonesia, KRI Brawijaya (320), dijadwalkan tiba pada bulan September, dengan yang kedua, KRI Prabu Siliwangi (321), menyusul pada bulan Desember.
Ruang Combat Information Center (CIC) KRI Brawijaya 520 (photo: Fincantieri)Kedua kapal akan diawaki bersama oleh personel angkatan laut Indonesia dan Italia selama pelayaran dari Italia ke Indonesia. Selain itu, kapal perang Angkatan Laut Italia juga dapat mengawal sebagian perjalanan untuk dukungan dan keamanan.
Kedua kapal perang ini awalnya dibangun dalam konfigurasi 'Light Plus' untuk Angkatan Laut Italia. Namun, kapal tersebut akan dikirim ke Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dalam kondisi Fitted For But Not With (FFBNW)—dilengkapi dengan rangkaian lengkap sensor, senjata utama, dan kanon tetapi tanpa rudal yang tidak tercakup dalam kontrak saat ini.
Infografis KRI Brawijaya 520 (infographic: TNI AL)
Naval News memahami bahwa TNI AL telah menyatakan minatnya untuk meningkatkan kedua kapal tersebut ke konfigurasi 'Penuh' dan memilih Aster 30 sebagai rudal permukaan-ke-udara utama untuk kedua kapal tersebut. Sebagai catatan, sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan dan perubahan lanskap geopolitik, MBDA telah secara signifikan meningkatkan kapasitas produksi rudalnya. Perusahaan telah mengumumkan bahwa produksinya pada tahun 2025 diharapkan meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tingkat produksi tahun 2023.
Fincantieri telah mengindikasikan bahwa peningkatan dan pemasangan persenjataan tersebut dapat dilakukan di dalam negeri, dan perusahaan terbuka untuk bekerja sama dengan galangan kapal Indonesia untuk melaksanakan peningkatan tersebut.
Fincantieri juga mengatakan kepada Naval News bahwa pembelian PPA di masa mendatang oleh Indonesia dapat dilakukan secara lokal berdasarkan pengaturan produksi bersama. Hal ini sejalan dengan keinginan Indonesia untuk memperkuat kemampuan pembuatan kapal dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing.
U212 NFS dan Perlindungan Infrastruktur Kritis
Selain penawaran kapal permukaannya, Fincantieri menegaskan kembali kepada Naval News bahwa pihaknya terus menawarkan kapal selam U212 NFS kepada Angkatan Laut Indonesia. Kapal selam konvensional canggih tersebut, yang awalnya dikembangkan untuk Angkatan Laut Italia, diposisikan sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan TNI AL dalam mengoperasikan sedikitnya 12 kapal selam.
Fincantieri juga memperluas fokusnya dengan menawarkan solusi untuk membantu Indonesia melindungi infrastruktur maritim dan angkatan lautnya yang penting dengan lebih baik, seperti kabel bawah laut, jaringan pipa, pangkalan angkatan laut, dan instalasi lepas pantai. Untuk tujuan ini, selama Indo Defence Expo, Fincantieri menandatangani Perjanjian Kolaborasi Teknis dengan PT Prima Maju Mapan (PMM), sebuah perusahaan swasta Indonesia.
Menurut sumber Naval News, solusi yang diusulkan dapat mencakup Kendaraan Bawah Air Otonom (AUV) dengan Sistem Peluncuran dan Pemulihan (LARS), Sistem Radar Omega360, dan torpedo mini Black Scorpion.
from DEFENSE STUDIES https://ift.tt/Fc8Ghqr
via IFTTT
Post a Comment