Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi
01 Mei 2024
from DEFENSE STUDIES https://bit.ly/44lIv2W
via IFTTT
BANDUNG, KOMPAS.com - Defend ID, holding industri pertahanan dalam negeri, menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) produksi mereka naik menjadi 55 persen dalam tiga tahun lagi.
Direktur Utama Defend ID Bobby Rasidin mengatakan, saat ini TKDN alpalhankam produksi mereka masih sekitar 40 persen.
“Jadi kalau satu produk rata-rata 40 persen, itu sudah ekosistem dalam negeri. Nah ini tentunya akan kita tingkatkan seiring dengan penguasaan teknologi. Seiring juga dengan peningkatan kapasitas produksi kita diharapkan dalam dua hingga tiga tahun ke depan kita bisa di atas 55 persen TKDN-nya,” kata Bobby saat peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-2 Defend ID di Graha Pindad, Bandung, Sabtu (27/4/2024).
Bobby mengakui bahwa bahan baku atau raw material masih impor, seperti mesin, beberapa jenis baja, hingga komposit untuk pesawat.
“Jadi memang ketergantungan kita terhadap supply chain dunia pada komponen ini masih tinggi. Nah inilah tantangan buat Defend ID bagaimana kita menurunkan tingkat ketergantungan dengan global supply chain,” ucap Bobby.
Bobby pun tak menampik bahwa rantai pasokan atau supply chain alpalhankam terganggu dampak dari eskalasi konflik global.
“Challenge buat kami adalah terganggunya supply chain dunia. Seperti yang kita lihat, konflik di Laut Merah itu menyebabkan biaya logistik tinggi. Yang tadinya komponen yang kita import dari Eropa itu lewat Terusan Suez, sekarang terpaksa memutar,” ujar dia.
Diketahui, kondisi geopolitik di Timur Tengah saat memanas setelah Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel yang kemudian direspons oleh negara Yahudi itu.
Belum lagi, perang Rusia-Ukraina yang belum mereda.
Selain itu, lanjut Bobby, waktu pengiriman dan produksi lebih panjang akibat konflik global. Ditambah, inflasi yang tinggi.
“Kemudian kita tahu juga The Fed mempertahankan suku bunganya untuk jangka panjang. Ini tentunya mengakibatkan komponen material cost dari produksi kami akan ter-impact juga,” kata Bobby.
Namun, konflik di mana-mana membuat kesempatan Defend ID untuk mengembangkan pasar goblal semakin terbuka.
Hal ini karena negara-negara di dunia berlomba menaikkan anggaran pertahanan mereka.
“Ini tentunya opportunity yang luas sekali buat Defend ID untuk mengembangkan pasar globalnya,” ujar Bobby.
Sebagai informasi, Defend ID adalah holding industri pertahanan dalam negeri yang beranggotakan PT Len Industri, PT Dahana, PT Pindad Persero, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL Indonesia.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan RI Muhammad Herindra meminta Defend ID untuk terus berinovasi dan berkolaborasi.
“Saya percaya Defend ID mampu menjadi perwakilan industri internasional yang berkelas dunia, mengukir prestasi yang membanggakan bagi bangsa dan negara,” kata Herindra.
(Kompas)
from DEFENSE STUDIES https://bit.ly/44lIv2W
via IFTTT
Post a Comment