Delegasi Indonesia Kunjungi Denel Afrika Selatan

24 Juni 2020


Kunjungan KBRI Afrika Selatan ke Denel di Pretoria (photo : KBRI Pretoria)

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Afrika Selatan di Pretoria melaporkan bahwa pada tanggal 12 Maret 2020 lalu delegasi Indonesia mengunjungi perusahaan Denel SOC Ltd di Pretoria.

Denel adalah perusahaan milik pemerintah Afrika Selatan yang bergerak dalam bidang pertahanan, keamanan dan teknologi yang terkait. Denel menyatakan bahwa sanggup menyediakan solusi peralatan pertahanan untuk kustomernya dengan merancang, mengembangkan, mengintegrasikan dan mendukung produk artileri, amunisi, rudal, aerostruktur, pemeliharaan pesawat, sistem kendaraan udara tak berawak dan muatan optik berdasarkan teknologi terkini.


Pertemuan KBRI Afrika Selatan ke Denel di Pretoria (photo : KBRI Pretoria)

Delegasi Indonesia terdiri dari Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan bersama dengan Atase Pertahanan KBRI Pretoria diterima langsung oleh CEO Denel Mike Kgobe beserta para pejabat Denel lainnya, kemudian dilanjutkan dengan melihat produksi helikopter serang Rooivalk dan presentasi produk-produk pertahanan udara Denel.

Pertemuan ini mendiskusikan potensi kerjasama di sektor industri pertahanan udara, transfer teknologi dan pengembangan kapasitas personel untuk militer. Dari jumlah delegasi Indonesia yang datang maka dapat ditebak bahwa kunjungan ini baru tahap awal untuk dapat dilaporkan ke Jakarta untuk dapat ditindak-lanjuti oleh Kementerian Pertahanan dan industri terkait. Namun karena menyangkut transfer teknologi, kunjungan ini pasti berkaitan erat dengan industri pertahanan. 


UAV dan target drone buatan Denel (photo : Denel, Army Recognition)

Sebagaimana diketahui, Indonesia mencanangkan tujuh program prioritas industri pertahanan nasional yaitu Propelan, Roket, Rudal, Medium Tank, Radar, Kapal Selam dan Pesawat Tempur, sejak tahun lalu ditambah satu dengan MALE UAV. Road Map penguasaan Industri Pertahanan ini dibagi dalam tiga phase yakni Phase 1 Penguasaan Desain 2010-2014, Phase 2 Penguasaan Teknologi 2015-2019 dan Phase 3 Pengembangan Baru 2020-2024.

Dari ke delapan prioritas tersebut, yang sudah menghasilkan produk adalah empat yaitu Roket (Rhan-122), Tank (Harimau Hitam), Kapal Selam (KRI Nagapasa), dan MALE UAV (Elang Hitam), Dua lagi sedang dalam proses akhir yaitu Propelan (pabrik propelan Dahana-Eurenco-Roxel), dan Pesawat Tempur (KFX-IFX). Masih ada dua lagi yang masih berproses dan membutuhkan mitra yaitu Radar (radar GCI ditargetkan selesai 2024) dan Rudal (rudal permukaan ke permukaan proses Reverse Engineering).


Rudal buatan Denel (photo : Denel, Deagel, Craig Nailor, Deagel, Wiki, Reddit)

Dari beberapa produk pertahanan udara Denel yang cocok dengan kebutuhan 7+1 prioritas industri pertahanan Indonesia kemungkinan adalah rudal. Saat ini Indonesia telah menetapkan jalan untuk menguasai teknologi rudal permukaan ke permukaan (SSM) serta melakukan ujicoba rudal anti tank dan rudal panggul anti pesawat terbang, dua yang terakhir ini masih membutuhkan mitra. 

Jika Kementerian Pertahanan menjajagi kerjasama dengan Denel, maka ada beberapa produk rudal udara dan munisi udara buatan Denel sebagai berikut :

-A Darter : adalah rudal udara ke udara jarak pendek hingga 22 km, rudal berpemandu infared homing (pencari panas) ini disebut mempunyai kecepatan Mach 3, saat ini dipakai sebagai rudal pesawat Hawk 100, JAS-39 Gripen, bahkan dapat dipakai untuk pesawat buatan AS F-5 Tiger II. Denel sedang dalam proses pengembangan rudal A Darter menjadi R Darter sebagai rudal BVR.

-Umkhonto : adalah rudal permukaan ke udara (SAM) jarak pendek hingga sedang dengan jarak jangkau 20km (Umkontho IR) hingga 60km (Umkontho R), dapat digunakan di kapal atau sistem pertahanan udara berbasis darat (GBAD). Rudal berkecepatan Mach 2 ini menggunakan pemandu infra red. Rudal ini digunakan untuk fregat Valour class Afrika Selatan, fregat Meko 200 Aljazair, dan KCR Hamina class Finlandia. 

-Mokopa : semula adalah rudal anti tank udara ke darat yang diluncurkan dari pesawat dan helikopter dengan jangkauan 10km, namun dalam perkembangannya rudal berpemandu laser semi-aktif ini dapat diluncurkan dari kendaraan tempur dan kapal. Rudal ini dipakai pada helikoper Super Lynx Aljazair.

-Ingwe : adalah rudal anti-tank berpemandu laser sehingga kemampuan tahan jammingnya tinggi, dapat diluncurkan dari udara (helikopter) dan darat (kendaraan tempur), dan mempunyai jangkauan 250m hingga 5km. Rudal ini dipakai untuk helikopter Mi-24, Fennec dan Rooivalk, juga pada kendaraan Ratel dan Badger IFV Afrika Selatan serta AV-8 Malaysia.

-Umbani (Al Tariq) : adalah kit bom pandu untuk bom Mk81, Mk82 atau Mk83, dengan memakai kit ini maka bom jatuh bebas (free fall) dapat diubah menjadi bom luncur berpemandu (guided glide bombs). Dengan kit standar saja bom dapat mencapai jarak 40km, dengan folding kit dapat meningkat hingga 120km dan bahkan 200km.

-Raptor II : adalah bom luncur presisi berpemandu jarak jauh dengan jangkauan hingga 200 km dan berpemandu infrared homing seeker. Menariknya produk ini dapat dipakai untuk pesawat buatan non AS termasuk Su-27/30.

(Defense Studies)

from DEFENSE STUDIES https://bit.ly/3euBWAx
via IFTTT